PRINSIP PRAKTIS FARDHU KIFAYAH AS-SUNNAH BUNTOK (4)



 
1.        Men-talqin Orang yang hendak meninggal
Jika seorang Muslim melihat saudara seagamanya hendak meninggal dunia, ia harus mengajarinya kalimat ikhlas laa ilaaha illallah. Ia ingatkan saudaranya dengan kalimat tersebut hingga ingat dan mengucapkannya. Jika saudaranya telah mengucapkannya, ia berhenti mengaajarkan kalimat tersebut. Jika saudaranya mengatakan perkataan lain, ia kembali memperdengarkan kalimat tauhid kepadanya hingga perkataan terakhir saudaranya ialah laa ilaaha illallah dan ia masuk syurga karenanya. Rasulullah SAW bersabda: “Ajarkan laa ilaaha illallah kepada orang-orang yang hendak meninggal diantara kalian”. (HR Muslim).

Rasulullah SAW juga bersabda: “Barang siapa akhir ucapannya laa ilaaha illallah, ia masuk syurga”. (HR Muslim).


2.        Menghadapkan Orang yang hendak meninggal dunia ke Kiblat
Orang yang hendak meninggal dunia dihadapkan ke kiblat dengan memiringkannya ke lambung kanannya. Jika tidak memungkinkan, dibaringkan dan kedua kakinya menghadap kiblat.

Jika ia mengalami sakaratul maut yang luar biasa, ia bisa dibacakan surah Yaasiin dengan harapan Allah meringankannya. Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah orang yang hendak meninggal dibacakan surah Yaasiin di sisinya melainkan Allah memberi kemudahan kepadanya”. (HR Muslim).

Bacaan Yaasiin dimaksud tidak dengan mengeluarkan suara, dengan suara sangat pelan dan tidak berjamaah.


3.        Memejamkan Kedua Mata Orang yang Telah Meninggal Dunia dan Menutupnya
Jika ruh seorang muslim telah dicabut maka kedua matanya wajib dipejamkan, ditutup dengan penutup dan tidak dikatakan kepadanya kecuali kebaikan, misalnya dengan berkata: “Yaa Allah, ampunilah dia dan rahmatilah dia”, karena Rasulullah SAW bersabda: “Jika kalian mendatangi orang sakit atau orang yang telah meninggal dunia maka berkatalah dengan baik karena para malaikat mengaminkan apa yang kalian katakan”. (HR Muslim).

Rasulullah SAW datang pada kematian Abu Salamah yang matanya terbuka ketika meninggal, kemudian beliau memejamkannya sambil bersabda: : “Sesungguhnya jika ruh telah dicabut maka diikuti mata”. Keluarga Abu Salamah pun geger dibuatnya, kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian memanggil diri kalian kecuali yang baik-baik karena para malaikat mengaminkan apa yang kalian ucapkan”. (HR Abu Darda dan Abu Dzar, hadits ini dhaif).

Bersambung . . . . . 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KERIPIK JAMUR "KULAT KURIKIT"

Hukum Merayakan Hari Valentine bagi Umat Islam

SALUANG MUDIK