YANG ENGGAN MASUK SYURGA



Khutbah Jum'at di Masjid As-Sunnah Buntok pada Jum’at, 4 Juni 2010



Oleh: Syamsuddin Rudiannoor



KHUTBAH PERTAMA

Jamaah Jum’at yang mudah-mudahan memperoleh rahmat dari Allah Sub-haanahu wa Ta’ala.
Didalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abi Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda:

« كُلُّ أُمَّتِى يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ ، إِلاَّ مَنْ أَبَى »

“Seluruh ummatku pasti masuk surga kecuali yang tidak mau”.
Para sahabat bertanya: “Siapakah yang tidak mau wahai Rasulullah?” Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa salam bersabda:

(يرواه البخار) « مَنْ أَطَاعَنِى دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِى فَقَدْ أَبَى »

"Siapa yang taat kepadaku maka masuk surga dan siapa yang menyelisihiku maka tidak mau."

Dari hadits ini ada syarat yang harus dipenuhi untuk masuk surga, yaitu taat atau ittiba kepada Rasulullah SAW. Ittiba adalah mengikuti ajaran beliau dan tidak melakukan penyelisihan terhadapnya. Maka barang siapa ittiba Rasulullah, itulah yang masuk surga. Sebaliknya, siapapun yang menyelisihi Rasul berarti enggan masuk surga.

Adapun beberapa contoh menyelisihi Rasul dari kelakuan ummat Islam sehingga dikatagorikan menolak masuk surga adalah sebagai berikut:

Pertama, Allah berfirman dalam surah Al Ahzab ayat 31: "Katakanlah: "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

Inilah syarat untuk pembuktian akan kesungguhan kita mencintai Allah yakni harus mengikuti atau ittiba Rasulullah SAW. Kemudian Allah berfirman dalam surah Al A’raf ayat 26-27: “26. Wahai anak cucu Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagai mana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.
“27. Wahai anak cucu Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari ayat-ayat Allah, mudah-mudahan kalian selalu ingat”.

Sudah terang benderang Rasulullah SAW mewariskan ayat-ayat tersebut berikut surah An Nur ayat 30-31 dan Al Ahzab 59 sebagai jalan lurus masuk syurga, ditambah lagi hadits Imam Muslim bahwa perempuan yang berpakaian tetapi telanjang tidak akan masuk surga. Tapi senyatanya mayoritas wanita Muslim enggan mempraktekkannya, sehingga masuklah kita kedalam katagori enggan atau menolak masuk syurga.

Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Kedua, Allah memerintahkan seluruh ummat Islam agar bersatu-padu dalam jamaah dan haram berpecah belah. Allah berfirman dalam surah Ar Rum ayat 31-32: ”[30:31] dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik, [30:32] yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan menjadilah mereka beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.”

Namun kenyataannya umat Islam benar-benar musyrik kepada Allah karena sudah benar-benar memecah-belah agamanya kedalam berbagai macam firqah, tariqat ataupun golongan. Rasulullah mengindikasikan perpecahan ummat Islam menjadi 73 golongan, sebagaimana hadits riwayat Tirmidzi dan At Thabarani di bawah ini:

افترقت اليهود والنصارى على ثلاث وسبعين فرقة كلها فى النار إلا واحدة. قالوا من هي يا رسول الله ؟ قال: هم الذين على مثل ما أنا عليه اليوم وأصحابى.( اخرجه ألترمدي و الطبراني ).”

“Akan berpecah belah Yahudi dan Nashara menjadi 72 golongan dan akan berpecah umatku menjadi 73 golongan. Semuanya di neraka kecuali satu. Shahabat bertanya: Siapakah mereka ya Rasulullah ? Beliau menjawab: mereka itu adalah orang-orang yang mengikuti aku dan para shahabatku lakukan hari ini.” (HR. Tirmidzi dan Thabrani).

Kemudian didalam hadits Ibnu Majah, “Dari ‘Auf bin Malik ia berkata: Telah bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, satu golongan masuk surga dan tujuh puluh dua golongan masuk neraka”. Beliau ditanya: “Ya Rasulullah, siapakah satu golongan itu ?”. Beliau menjawab: “Al-Jama’ah”.

Dari hadits di atas dapat diambil tiga kesimpulan: Pertama, “berpecah belah menjadi kelompok-kelompok, firqah-firqah dan tariqat-tariqat adalah perbuatan syirik sebagai mana firman Allah surah Ar Rum ayat 31-32. Kedua, dari kebanyakan kelompok ummat Islam maka yang masuk syurga hanya satu sedangkan yang 72 golongan masuk neraka. Ketiga, dinyatakan bahwa yang selamat ialah jama’ah dan jama’ah adalah golongan yang taat mengikuti jejak Nabi dan para shahabatnya. Dengan demikian hanya golongan yang mengikuti Nabi dan para shahabatnya saja yang memperoleh kemenangan. Namun kenyataannya, para ulama justru berkampanye memasarkan perselisihan dengan mengatakan perselisihan adalah rahmat, bergolong-golongan adalah rahmat, bertariqat-tariqat adalah rahmat dengan berpegang kepada hadits: “Perselisihan umatku adalah rahmat”

Pertanyaannya, apa betul hadits ini berasal dari ucapan Rasulullah? Apa betul Rasulullah mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan Al Qur’an dan perkataannya sendiri? Kalau betul hadits ini sah dari Rasulullah dan derajatnya shahih berarti banyak ayat Al Qur’an yang berkenaan dengan kewajiban bersatu adalah ayat-ayat palsu. Apa ada ayat Al Qur’an yang palsu? Mari kita buktikan. Menurut penelitian para ahli, hadits ini merupakan perkataan Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ihya dimana dia menyandarkannya kepada Nabi SAW. Imam As Subki berkomentar: ”Tidak ma’ruf disisi ahli hadits. Dan aku tidak mendapatkan sanadnya, baik yang shahih, dhaif atau maudhu. Imam Al Manawi dan Imam Al Bani mengatakan hadits ini la ashlalah atau tidak diketahui asal usulnya alias hadits palsu. Berkata al ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat, makna hadits palsu ini sangat batil, bertentangan dengan nash Al Kitab dan As-Sunnah serta kaidah-kaidah syara. Sebab kalau perselisihan adalah rahmat maka persatuan adalah adzab.

Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Marilah kita bersegera bersatu dalam Islam dengan mentaati segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Kalau kita tidak bersegera bersatu maka kita akan senantiasa berada didalam kemusyrikan.

[61] Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah tunduk kepada apa saja yang telah diturunkan Allah dan kepada hukum Rasul-Nya", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi dengan sekuat-kuatnya dari kamu.(QS An Nisa' 61).

[69] Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.(QS An Nisa' 69)



KHUTBAH KEDUA
Jamaah Jum’at yang mudah-mudahan memperoleh rahmat Allah Sub-hanahu wa Ta’ala.
Allah berfirman dalam Ali Imran 102 sampai 105. Dalam ayat ini pun dengan jelas Allah mengharamkan berselisih, berfirqah-firqah atau berpecah belah. Semoga dengan ayat-ayat ini kita semakin yakin kepada kebenaran Islam dan semakin membulatkan tekad untuk bersatu didalam naungan-Nya.

[102] Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan Islam. [103] Dan berpegang-teguhlah kalian kepada tali Allah dan janganlah bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah ketika kalian dahulu Jahiliah bermusuh-musuhan maka Allah mempersatukan hati kalian lalu menjadilah kalian karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kalian telah berada di tepi jurang neraka lalu Allah menyelamatkan kalian daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian agar kalian mendapat petunjuk. [104] Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. [105] Dan janganlah kalan menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat”.

Buntok, 15 Mei 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KERIPIK JAMUR "KULAT KURIKIT"

Hukum Merayakan Hari Valentine bagi Umat Islam

SALUANG MUDIK