KITA BELAJAR DARI IBLIS BERDUSTA ATAS NAMA ALLAH

Khutbah Jum'at di Masjid As-Sunnah Buntok pada tanggal 16 Juli 2010


Oleh: Syamsuddin Rudiannoor



KHUTBAH PERTAMA

Jamaah Jum’at yang mudah-mudahan memperoleh rahmat dari Allah Sub-haanahu wa Ta’ala.
Sekali lagi saya membawakan firman Allah dalam Al Qur’an surah Al A’raf antara ayat 11 sampai 27. Kalau sebelumnya menekankan kewajiban menutupi aurat, menjadikan Iblis sebagai musuh manusia yang sebenarnya dan menekankan perintah Allah agar kita jangan mau disesatkan Iblis dengan Qiyas dan Ijma, maka penekanan kali ini adalah bahaya Qiyas dan Ijma Iblis berikut variasi pengembangannya. Qiyas dan Ijma yang dimaksud sekali ini hanyalah kata lain dari berdusta atas nama Allah.

Dalam surah Al A’raf ayat 11 Allah berfirman: [11] Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat-malaikat kami: "Bersujudlah kepada Adam"; maka mereka seluruhnya bersujud kecuali iblis. Iblis tidak termasuk mereka yang sujud.

Ada apa dalam ayat ini? Pertama, Allah mendeklarasikan ciptaan-Nya yang bernama Adam adalah makhluk terbaik. Seluruh makhluk langit harus sujud kepadanya. Allah berfirman kepada para malaikat-malaikat-Nya: "Bersujudlah kepada Adam"; maka seluruh malaikat sujud kecuali Iblis. Singkatnya, Allah menyuruh para malaikat-malaikat sujud dan seluruhnya sujud. Namun syariat sujud ini justru menimbulkan satu pengecualian yaitu Iblis. Dengan demikian maka malaikat yang membangkang itu adalah pengecualian dan pengecualian itu adalah Iblis. Begitu pun juga manusia. Seluruh manusia wajib menjalankan syariat islam. Apabila ada yang merasa tidak wajib maka dia membuat pengecualian dan pengecualian itu adalah iblis. Maka seluruh yang mengecualikan dirinya dari kewajiban syariat Islam adalah iblis.

Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Dalam pengajian Paramadina di Kebayoran Baru (Jakarta) tanggal 23 Januari 1987, seorang peserta pengajian yang bernama Lukman bertanya kepada penceramah Dr. Murcholis Majid. Pertanyaannya: ”Salahkah Iblis karena dia tidak mau sujud kepada Adam ketika Allah menyuruhnya? Bukankah sujud hanya boleh kepada Allah?”

Dr. Nurcholis Majid menjawab pertanyaan itu dengan mengutip pendapat Ibnu Arabi. Dia mengambil pendapat Ibnu Arabi dari majalah terbitan Damaskus, Syria. Katanya: ”Iblis kelak akan masuk syurga, bahkan di tempat yang tertinggi karena dia tidak mau sujud kecuali kepada Allah saja, dan inilah tauhid yang murni”.

Coba bayangkan! Jelas-jelas iblis itu sesat dan menyesatkan malah dikatakan iblis adalah guru tauhid yang paling baik, paling benar dan paling hebat. Siapa ingin belajar tauhid, belajarlah kepada iblis. Inilah pendapat Ibnu Arabi, seorang laki-laki yang dilahirkan di Murcia (Spanyol) pada 17 Ramadhan 560 (28 Juli 1165 M). Ibnu Arabi mati di Damaskus (Syria) pada bulan Rabi’utsani 630 H (Oktober 1240 M). Tokoh Tasawuf Falsafi ini bernama Abubakar Muhammad ibnu Ali Muhyiddin Al-Hatimi at Thai al Andalusy. Dari dialah orang belajar Al Ittihad atau teori Wihdatul Wujud atau Manunggaling Kawula Gusti, Wihdatul Ad-yan atau Kesatuan Agama-agama, belajar Al Ittishal atau Emansipasi dan belajar teori Nur Muhammad. Coba bayangkan, kenapa kita belajar Islam dari Spanyol padahal Islam berasal dari Arab, Nabi Muhammad orang Arab dan Al Qur’an berbahasa Arab. Belajar jadi Matador atau belajar sepak bola boleh dari Spanyol, lalu kenapa belajar Islam ke Spayol? Begitulah kita? Kita mengaku Islam dan bernabi Muhammad, kita bodoh bahasa Arab, kita tidak faham bahasa Al Qur’an, tetapi kita yang mengatakan Islam di Arab Saudi sesat. Artinya, sudah sangat jelas Allah mengatakan Iblis itu sesat tetapi kita malah mengatakannya wali akbar, guru tauhid yang paling murni. Astagfirullah.

Kemudian Allah bertanya kepada Iblis dalam Al A’raf ayat 12: "Allah berfirman: "Apakah yang menghalangi kamu untuk bersujud diwaktu Aku memerintahkan kamu?" Iblis menjawab: "Saya lebih baik dari dia! Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".

Dalam ayat 12 jelas alasan iblis menolak sujud kepada Adam, yaitu alasan keturunan, juriat, asal usul. Iblis berkeras kepada Allah bahwa juriat yang berasal dari api adalah golongan yang lebih mulia daripada tanah. Apa inti ayat ini? Salah satu maknanya adalah Qiyas atau Analogi. Oleh karena itu, menolak syariat dengan Qiyas adalah Pelajaran dari Iblis. Tidak mengherankan kalau ada riwayat yang berbunyi: ”Qoosa Iblis. Wahuwa awwalu manqosa.” (Qiyas itu Iblis. Dialah yang pertama kali ber-qiyas) Dalam riwayat yang lain dikatakan: ”Awwalu manqoosa Iblis. Wamaa ubidatus syamsu wal qomaaru illa bil maqooyis”. (Yang pertama kali ber-qiyas adalah Iblis. Tidak akan diibadahi matahari dan bulan kecuali setelah di-qiyas”).

Begitulah hebatnya qiyas. Tidak akan dibantah ayat Allah kecuali setelah dibahas. Tidak akan ditentang syariat Islam kecuali setelah dirundingkan. Kalau ada yang ingin menjalankan syariat maka yang lain bilang: ”Rapat ai dahulu kita. Bararunding dahulu”. Begitulah kita, kita sangat takut kepada Islam padahal kita ingin syurga dengan memakai Islam. Lain di bibir lain pula di hati..!

Dalam soal juriat, diantara kita sangat percaya keturunan Nabi Muhammad ada yang berasal dari Afrika Utara, Mesir, Pasuruan, Jakarta, Surabaya bahkan ada cucu Nabi Muhammad yang asli Kandangan. Dari mana datangnya? Padahal sangat jelas Nabi Muhammad keturunan Quraisy dan bangsa Quraisy tinggal di Makkah - Madinah. Pertanyaannya, kenapa di Makkah - Madinah tidak terdengar orang dipanggil Habib padahal di Buntok hampir setiap hari ada yang dipanggil habib?

Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Selanjutnya didalam Al A’raf ayat 13 dan 16 sampai 18 Allah berfirman: [13] Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang yang hina".

Didalam ayat ke [16] - [17] Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur".

Coba renungkan! Sudah jelas-jelas iblis dihukumi Allah sesat, dia menerima hukuman itu. Dia mau saja masuk neraka asal umurnya panjang. Setelah panjang umurnya panjang umurnya dikabulkan maka dia bersumpah untuk bekerja keras menyesatkan manusia. Itulah setan. Dia rela masuk neraka asalkan panjang umurnya … panjang umurnya!

Karena ikrar iblis itulah maka dalam ayat 18 Allah berfirman mengusir iblis sekaligus memperingatkan kita: "[18] Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa diantara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kalian semuanya".

Kesimpulannya, siapa pun ijma atau sepakat berkoalisi dengan iblis maka pasti masuk neraka. Seluruh manusia sesat dan iblis akan disiksa di neraka. Seluruhnya diazab dengan azab yang sangat hebat. Namun jangan dikira wali setan takut kepada neraka. Melalui tarekat dan tasawwuf mereka mempromosikan indahnya masuk neraka. Ibnu Arabi menyatakan Iblis akan masuk syurga yang paling tinggi karena iblislah guru tauhid yang paling murni. Kata yang lain, iblis kan berasal dari api. Apa mungkin api disiksa dengan api? Kalau manusia disiksa dengan api baru pantas. Artinya, apa mungkin manusia yang asalnya dari tanah disiksa dengan tanah? Mereka mengatakan tidak mungkin api menyiksa api. Api kan berteman dengan api. Tanah pun tidak mungkin menyiksa tanah. Itulah pledoi iblis yang berusaha menyesatkan manusia. Toh pledoi semacam ini kurang ampuh karena banyak manusia yang mati tergulung tanah. Manusia ternyata tidak santai saja kalau matanya kemasukan debu yang ampasnya tanah? Banyak manusia yang mati tenggelam padahal manusia juga berasal dari air.

Kesyirikan dan bantahan manusia kepada Kemaha-kuasaan Allah sudah sangat luas. Abu Bakar al Iraqi bercerita, seorang pemuja kubur yang berstatus imam dan khatib di masjid besar Diyali, Irak. Khatib itu berkata: ”Saya berdoa kepada Allah selama enam tahun agar mengaruniai saya seorang anak tetapi saya tidak diberi anak. Lalu saya pergi ke guru saya Syaikh Mustafa an-Naqsyabandi di Arbil - Irak Utara, ternyata saya beristighatsah kepadanya dan meminta kepadanya keturunan hingga dikarunia dua anak kembar”.

Lihatlah tipu daya Iblis, beristighatsah kepada kuburan, perbuatan syirik akbar. Syirik tapi doa dikabulkan, bagaimana? Allahu akbar. Iblis memang mengabulkan doa para hamba-hambanya. Wallahu a’lam.

Kemudian Muhammad Utsman al Burhani berbicara tentang manaqib Sayyid al-Badawi, dia berkata: ”Dia berdoa kepada Allah mengajukan tiga permohonan maka Allah mengabulkan dua permohonan dan menolak yang ketiga. Dia memohon kepada Allah agar menerima syafaatnya untuk setiap orang yang berziarah ke kuburannya maka Allah mengabulkannya. Dia memohon kepada Allah agar siapa saja yang berziarah ke kuburannya diberi pahala satu kali haji dan satu kali umrah, maka Allah mengabulkannya. Dan dia memohon kepada Allah agar memasukkan dia ke dalam neraka maka Allah menolaknya”. Mereka lalu bertanya kepada Sayyid Ahmad al-Badawi: ”Mengapa Allah menolak doamu agar kamu masuk ke dalam neraka?” Dia menjawab: ”Karena kalau aku masuk neraka lalu aku berguling-guling di dalamnya maka neraka akan berubah menjadi rumput hijau, padahal Allah sudah berketetapan menyiksa orang kafir dengannya.”

Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Coba bayangkan nukilan tadi. Dari Ibnu Arabi, khatib masjid besar Diyali, Irak, sampai kepada Sayyid Ahmad al-Badawi, semuanya menganjurkan kemusyrikan sebagai syarat masuk syurga. Allah takut kepada para wali. Artinya wali tasawuf sangat hebat dan Allah sangat tergantung kepada belas kasihan mereka. Apa arti semua ini? Inilah teknik setan yang manjur, yang relevan dengan surah Al A’raf ayat 19 sampai 22.

Ketika Allah dalam Al a’raf 19 berfirman: "[19] (Dan Allah berfirman): "Wahai Adam, bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang dzalim".

Didalam ayat ini Allah melarangan Adam dan istrinya mendekati pohon, yang apabila dilanggar akan berakibat menjadi orang dzalim. Namun iblis membantah keterangan Allah itu dengan mengatakan dalam Al A’raf ayat 20 - 21: "[20] Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu aurat dan setan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal". [21] Dan setan pun bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk memberi nasihat kepada kamu berdua".

Apa artinya ayat ini? Membantah syariat dengan berdusta atas nama Allah adalah teknik penipuan yang canggih. Setan berhasil menipu dengan menjadi penasehat yang tangguh. Dia putar-balikkan syariat Allah dengan qiyas dan ijma. Sudah jelas-jelas Allah melarang mengambil setan sebagai kawan, tetap saja kita percaya kepada setan. Sudah jelas iblis masuk neraka tetapi saja kita percaya iblis guru tauhid yang akan mendapat syurga yang paling tinggi. Sudah jelas manusia dan iblis akan disiksa dengan neraka, toh kita ragu karena Sayyid Badawi ditolak masuk neraka. Sudah jelas kita dilarang berziarah terencana kecuali ke tiga masjid, untuk umrah atau hajji, tapi kita sangat percaya kalau ziarah ke kubur para wali adalah diganjar pahala hajji dan umrah sekaligus. Sudah sangat tegas Allah berfirman: "Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu" tapi kita masih saja berkawan akrab dengannya. Sekali lagi, sudah sangat terang Allah berfirman: “Janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang dzalim". Maka tetap saja Adam dan istrinya penasaran lalu percaya perkataan Iblis. Kata Iblis: [21] “Tuhan kamu tidak melarang kamu mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal". Dan setan pun bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk memberi nasihat kepada kamu berdua.”

Inilah cara iblis menyesatkan kita. Bermodalkan qiyas, mencari ijma atau membangun koalisi dan yang terakhir adalah bersumpahnya Iblis secara bersungguh-sungguh bahwa dia adalah kawan yang memberi nasehat yang benar kepada manusia. Apa inti semua ini? Intinya adalah berdusta atas nama Allah. Berdusta atas nama Islam. Dengan demikian: qiyas, sekongkol, koalisi, ijma untuk berdusta atas nama Allah adalah pekerjaan rutin iblis. Iblis sangat giat melakukan itu kepada kita. Rajin pangkal pandai. Rajin pangkal berhasil.

Walaa talbisul haqqa bil baathil wa taqtumul haqq wa antum ta’lamuun.




KHUTBAH KEDUA

Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wa Salam adalah panutan kita. Beliau mewariskan Al Qur’an sebagai panduan yang selamat. Namun beliau sendiri mengeluhkan sikap ummatnya. Ummat Islam yang mengakui Al Qur’an sebagai kitab sucinya ternyata lebih banyak membantah daripada mentaati.

Allah berfirman Al Furqan ayat 30: "[25:30] Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an itu sesuatu yang diabaikan".

Coba lihat, Rasullah mengeluhkan mayoritas ummat Islam yang mengakui Al Qur’an sebagai kitab sucinya tetapi melalaikan pengamalannya. Ummat Islam kebanyakan pendusta, beda antara ucapan dan tindakannya. Lalu apa firman Allah menjawab keluhan

Nabinya itu? Al Furqan ayat 31 menuturkan ketetapan-Nya: "[25:31] Ya begitu itulah kalian, karena Kami telah mengadakan bagi tiap-tiap nabi itu musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu saja yang menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong".

Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Diantara jamaah kita ada yang pernah melapor kepada petinggi ulama di daerah ini adanya indikasi ajaran sesat sedang berlangsung. Apa jawaban ulama nomor satu itu? Katanya, “Kita tidak boleh menuduh orang sesat, siapa tahu mereka belajar hakikat!” Apa inti kejadian ini? Memperjuangkan syariat Islam pasti menghadapi kendala besar karena syariat dianggap agama orang rendahan, agama orang awam, sedangkan mereka adalah orang hawash yang sudah sampai kepada maqom ma’rifat, tariqat bahkan hakikat. Inilah penyesatan di depan mata kita. Coba kalau ulama tadi sampai kepada hakikat, seharusnya jangan lagi mengamalkan syariat. Buktinya masih saja memakai syariat. Hakikat manusia adalah tanah, makanan yang dimakan setiap hari juga hakikatnya tanah. Ayam goreng, anggur, mangga, pais patin, semuanya dari tanah. Itulah syariat. Kalau menganggap sudah sampai tingkatan hakikat seharusnya jangan makan nasi karena nasi adalah syariat, makanan orang awam. Karena hakikat makanan adalah tanah maka ulama tadi seharusnya makan tanah. Makan itu hakikat, makan itu tanah, jangan lagi makan makanan syariat. Berhenti makan nasi karena nasi makanan orang awam.

Allah berfirman dalam surah Faathir ayat 5 dan 6: "[35:5] Wahai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah sekali-kali syaitan yang pandai menipu itu berhasil memperdayakan kamu tentang Allah. [35:6] Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah dia musuh, karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanyalah mengajak golongannya supaya menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala".

Dalam surah Al An’am ayat 112 Allah berfirman, artinya: “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh yaitu setan-setan manusia dan jin, sebahagian mereka mewahyukan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu ”

Kemudian didalam surah Al Kahfi ayat 50 Allah berfirman: "[18:50] Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat-malaikat Kami: "Sujudlah kepada Adam, maka bersujudlah mereka semua`kecuali Iblis. Iblis adalah golongan jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhannya. Maka patutkah kamu mengambil Iblis dan anak keturunannya sebagai wali-wali selain daripada Aku, sedang mereka adalah musuh kamu? Sangatlah buruk iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim".

Buntok, 7 Juli 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KERIPIK JAMUR "KULAT KURIKIT"

Hukum Merayakan Hari Valentine bagi Umat Islam

SALUANG MUDIK