KALTENG DILANDA KABUT ASAP

Saya berangkat dengan sepeda motor dari Buntok pada pagi Selasa tanggal 2 September 2014 pukul 07.00 WIB menuju Palangka Raya. Perjalanan ditempuh selama 3,5 jam, antri isi BBM dan istirahat sebentar di Palangka Raya, lalu langsung tancap gas menyusuri jalanan trans Kalimantan menuju Kuala Kapuas. Tujuan ke Kuala Kapuas adalah menziarahi ibu yang masih sakit tua (75) sedangkan ayah (79) baru meninggal tanggal 23 April 2014 lalu.


Dari arah Buntok - Palangka Raya, hambatan perjalanan relatif tidak ada kecuali sedikit pemandangan tidak sedap dari terbakarnya lahan di kiri-kanan jalan yang terdiri dari hutan, semak dan ladang. 


Spot kebakaran terutama terlihat di wilayah kabupaten Kapuas yakni di kecamatan Timpah. Areal yang terbakar atau dibakar tampaknya pembukaan lahan perladangan masyarakat dan area perkebunan kelapa sawit. 


Begitu perjalanan memasuki batas luar kota Palangka Raya yakni kelurahan Kalampangan, bau asap mulai terasa. Sesampainya di batas wilayah kota Palangka Raya - Pulang Pisau, ternyata asap hitam dari kebakaran lahan sudah tampak di depan mata. Dari simpang Kameloh tampaklah jelas asap hitam  terus membumbung pekat menghitami langit. Ternyata kebakaran lahan yang cukup besar sedang terjadi di wilayah desa Taruna Jaya, kabupaten Pulang Pisau. 


Kebakaran lahan gambut, semak belukar dan hutan sedang terjadi sangat besar di daerah ini. Cakupannya meliputi wilayah desa Taruna Jaya dan Tumbang Nusa. Jilatan api dan kepulan asap tebal dari lalapan lidah api di lahan gambut  cukup membuat cuaca menjadi sangat panas, bau yang menyengat dan mata perih serta pernapasan yang sesak terengah-engah.
 

Dari peristiwa ini dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian wilayah Kalimantan Tengah masih sangat rentan resiko kebakaran lahan gambut dan hutan lainnya walau pun peringatan bahaya kebakaran sudah sering diberitakan dan banyak ditebar terpasang di tempat-tempat beresiko.

Peristiwa yang terlihat disekitar kabupaten Pulang Pisau dan kota Palangka Raya, tampaknya kebakaran hutan dan lahan tahun ini sudah membuat kerepotan tersendiri bagi masyarakat dan pemerintah daerah. Dari lapangan tampak Petugas PT Telkom Palangka Raya cukup sibuk memblokir api yang sangat membahayakan kabel tanam mereka mengingat jalan kabel yang melintas berada di tanah gambut yang mudah dimakan api.

Pada hari Jum'at tanggal 5 September 2014 saya melintasi jalan yang sama dari Kuala Kapuas - Palangka Raya - Buntok, ternyata kebakaran masih terus terjadi dan malah semakin membesar. Asap berbau yang menyesakkan dada sudah menyelimuti kota Palangka Raya. 

Marilah kita banyak bertaubat kepada Allah, siapa tahu peristiwa ini merupakan konsekwensi dari dosa-dosa kita yang senantiasa berulang setiap tahunnya.

Kata iklan Gubernur Kalimantan Tengah dan wakilnya yang banyak dipasang di tepian jalan: "STOP KEBAKARAN. Biarkan Langit Biru Tanpa Asap Kebakaran Hutan dan Lahan". 

Semoga iklan ini bukan sekedar iklan tanpa makna karena dibelakang iklan ini secara faktual kebakaran lahan masih terus terjadi.



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KERIPIK JAMUR "KULAT KURIKIT"

Hukum Merayakan Hari Valentine bagi Umat Islam

SALUANG MUDIK