Berpegang kepada Ayat Muhkamat


Khutbah Jum’at tanggal 23 Juni 2012 di Masjid As-Sunnah Buntok
Oleh: SYAMSUDDIN RUDIANNOOR

KHUTBAH PERTAMA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
(Ali Imran 102)
: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. (an Nisa’ 1)
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. (al Ahzab 70-71)
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Dalam Terjemah Bulughul Maram karya Ibnu Hajar Al Asqalani, hadits Nomor 477, Imam Muslim meriwayatkan:  Dari Ummu Hisyam binti Haritsah bin Nu’man, dia berkata: “Saya tidak mengambil Qof wal Qur’anil Majid melainkan dari mulut   Rasulullah SAW yang beliau baca pada tiap-tiap jumat di atas mimbar ketika berkhutbah kepada manusia.” 
Dari hadits ini dapat ditangkap pengertian, Pertama: “Ada seorang perempuan setiap hari jumat menghadiri Jum’atan dan selama itu pula mendapati Rasulullah SAW membaca Al Qur’an surah Qaf dalam khutbah Jumat”.
Inilah satu dalil bahwa perempuan diizinkan mendatangi shalat jum’at di masjid

Kedua: “Rasulullah berkhutbah membaca ayat-ayat kitabullah”. 

Ketiga: “Isi surah Qaf  menekankan keimanan kepada hari akhirat.”


Oleh karenanya khutbah yang lalu menekankan surah Qaf, yakni ayat 24-26 dan 45:  [24] Allah berfirman: “Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala,  [25] yang sangat enggan melakukan kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu,  [26] yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah, maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat”.

Inilah ayat yang menunjukkan nasib ummat Islam yang kafir (ingkar) kepada ajaran agamanya, menentang praktek Islam, keras kepala, menolak usaha mengamalkan Islam, ragu-ragu terhadap Islam, akhirnya menjadi musyrik karena memilih aturan lain selain Islam.

Karenanya Allah dan Rasul-Nya memperingatkan dengan surah Qaf selanjutnya yaitu ayat 45:  [45] Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka berilah peringatan dengan Al Qur’an orang yang takut kepada ancaman-Ku.

Mari berdzikir dengan Al Qur’an karena Qur’an memang adz-dzikra. Dan  khutbah yang lalu sudah pula kita peringatkan dengan surah Ali Imran ayat 7, dimana orang-orang yang sesat dari ummat Islam ini adalah mereka yang gandrung, hobi dan sangat senang dengan ayat-ayat sub-hat yang multi tafsir: “[7] Dia-lah yang menurunkan Al Kitab kepada kamu. Di antaranya ada ayat-ayat muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur’an dan yang lain mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang di dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran melainkan orang-orang yang berakal.”
Contoh ayat yang suka diplintir antara lain Surah Thoha ayat 1-2 :

[20:1] Thaahaa {912}.

[20:2] Kami tidak menurunkan Al Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah;
Kemudian surah Yaasiin 1-3:

[36:1] Yaa siin {1264}

[36:2] Demi Al Quraan yang penuh hikmah,

[36:3] Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul,

Umumnya kita yakin bahwa Thoha dan Yasin adalah nama rasulullah Muhammad SAW sebagai nama-nama khusus pemberian Allah walau pun tanpa dalil yang tegas. Dasar yang dipakai hanyalah takwil semata. Buktinya lainnya adalah Shalawat Badar yang dikarang tahun 1960 oleh ulama Indonesia asal Banyuwangi KH Ali Mansyur, yang bunyinya: “Shalatullah, salamullah, ala thoha rasululillah, sholatullah, salamullah ala Yaasiin, habibillah.” Syair ini menjadi terkenal setelah dipopulerkan oleh Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi, Kwitang, Jakarta. Jelas dan tegas bahwa Thoha dan Yasin adalah rasulullah, bahkan dia adalah habib Allah.

ALI IMRAN (3:102)  [id] Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan Islam.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
أَمَّا بَعْدُ

Sekarang kita berada pada zaman dimana ada klan khusus yang bernama habib, ahlul bait, suatu golongan khos dan keturunan istimewa yang otomatis menjadikan mereka kekasih Allah dan jaminan ketakwaan. 

Padahal Allah mengingkari peng-istimewaan dan pemuliaan sedemikian karena diantaranya surah Al Hujurat 13: “[13] Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Pahamkah kita dengan ayat ini? Jelas dikatakan bahwa Allah sengaja menjadikan kita orang Jawa, Dayak, bangsa China, India, Arab dan sebagainya, semua itu tidak ada apa-apanya kecuali dari TAWQA-nya. 

Perhatikan juga ayat-ayat lain seperti Al Anfal 28-29, Al A’raf 96, At Talaq 3-4-5 dll:   “[89] Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”. (QS An Nahl 89)

Lalu bagai mana dengan fakta ahlul bait dan habib diatas? Perbincangan ini cukup menyita waktu untuk membahasnya. Kalau pun kita mau tahu ahlul bait maka mulailah dengan menelaah Al Qur’an karena An Nahl 89 tadi menerangkan bahwa Al Qur’an menerangkan segala permasalahan. Mulai meneliti Al Qur’an, diantaranya surah Hud 73, Al Qashash 12, Al Ahzab 33, kemudian hadits-hadits pendukungnya. Yang pasti Islam menganut garis juriat jalur ayah kecuali Isa bin Maryam. 

Lalu dari mana jalur ahlul bait yang menurunkan Habib? Inilah salah satu masalahnya. Yang pasti syair terkenal berkata: “Ya Nabi salam alaika, ya rasul salam alaika, ya habib salam alaika, sholawatullah alaika.” Alangkah berbahagia habib karena Allah sholat kepada mereka para habib. Padahal Allah berfirman dalam QS Ali Imran 31 :  “Katakanlah: “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.”

“[3:19] Sesungguhnya Din di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya”. (QS Ali Imran 19).

Ayat Allah ini menjelaskan bahwasanya kita ini sejatinya bersatu, namun setelah Islam diterangkan dengan sebenar-benarnya maka kita justru menjadi kafir karena dengki diantara kita. Jelas semua diterangkan Allah dalam Al Qur’an.

[6:38] Dan tiadalah binatang-binatang di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat juga seperti kamu. Tiada Kami lupakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab itu, kemudian kepada Tuhanlah mereka di kembalikan. (QS Al An’an 38).

Jelas dan tegas. Tidak ada yang dilupakan Allah dalam Al Qur’an karena Allah bukan pelupa.


Mun’im Sirry, MA, kandidat Phd di Universitas Chicago menyampaikan hasil studi genetik terhadap orang-orang yang mengaku keturunan Nabi Muhammad SAW, yang bergelar Sayyid dan Habib, di negara India, Pakistan dan Iran. Benarkah habib itu keturunan Nabi SAW? MR Rafie, A Sokhansanj, Naghizadeh dan Farazman melakukan uji DNA di Iran. Lalu Elisse Belle, Saima Shah, Tudor Parfit dan Mark Thomas melakukan tes DNA di India dan Pakistan. Terbuktikah habib itu keturunan Nabi Muhammad SAW? Kesimpulan hasil penelitian itu sama: “Mereka yang mengaku Sayyid dan Habib bukan keturunan Nabi SAW”. Nah, kalau yang di Asia Tengah dan India Sub Continen saja tidak benar, apa mungkin habib yang pesek di kampung kita keturunan Nabi Muhammad? Kasindiran dimana? Kata Sirry, jelas Sayyid dan Habib itu konstruk sosial yang bertujuan untuk kehormatan dan legitimasi. Mari tes DNA kalau berani, pembandingnya sudah ada di India, Pakistan dan Iran.

Wallohu’ Ta’ala A’lam.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغفر لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KERIPIK JAMUR "KULAT KURIKIT"

SALUANG MUDIK

Hukum Merayakan Hari Valentine bagi Umat Islam